Penamaan “Susu Ikan” Bikin Salah Kaprahhh?
Nama : Ni Wayan Devi Antari
Ketua Himpunan Mahasiswa Gizi
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo
Belakangan ini, media sosial ramai membahas rencana mengganti susu sapi dengan “susu ikan” dalam program Makan Bergizi dan Susu Gratis (MBG) yang digagas oleh pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ide ini dipandang sebagai langkah inovatif untuk mengurangi ketergantungan pada impor susu sapi dan memanfaatkan kekayaan sumber daya ikan di Indonesia. Sebagai salah satu produsen ikan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengolah ikan menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan gizi protein hewani masyarakat, terutama bagi mereka yang alergi terhadap susu sapi.
Namun, di balik inovasi ini, muncul sejumlah polemik yang mencakup isu-isu terkait teknologi pengolahan susu ikan, keamanan pangan, serta potensi alergi. Teknologi produksi susu ikan masih tergolong baru dan belum banyak dikenal di pasaran, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keamanan serta stabilitas produk ini dalam jangka panjang. Selain itu, masyarakat juga memerlukan edukasi mengenai manfaat susu ikan dan perbandingannya dengan susu sapi, baik dari segi kandungan gizi maupun dampak kesehatannya.
Apa itu Susu Ikan?
Istilah “susu ikan” memicu kebingungan di masyarakat. Pertanyaan yang muncul adalah apakah susu ikan hanya sekadar nama, atau ada proses produksi yang sama dengan susu pada umumnya sehingga diberi nama demikian? Ternyata, istilah “susu ikan” sebenarnya merujuk pada produk olahan berbasis protein ikan yang dikenal secara ilmiah sebagai Hidrolisat Protein Ikan (HPI).
HPI merupakan produk yang dikembangkan untuk memanfaatkan hasil samping dari industri perikanan menjadi produk bernilai tambah. Produk ini dikenal sebagai pangan fungsional yang sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk tujuan kesehatan. HPI memiliki sifat fungsional yang lebih baik dibandingkan dengan protein ikan asli, menjadikannya sangat cocok sebagai bahan tambahan pangan dengan kandungan protein yang tetap tinggi.
Kelebihan HPI dalam Industri Pangan
Sebagai alternatif sumber protein yang kaya nutrisi, HPI memiliki profil asam amino yang baik dan aktivitas antioksidan yang berasal dari komponen bioaktif dalam protein ikan. Ini menjadikannya produk yang dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk sebagai bahan penguat rasa. Penguat rasa yang berasal dari bahan alami seperti ikan dinilai aman bagi kesehatan. Kandungan protein dan asam amino dalam HPI memungkinkan produk ini diaplikasikan dalam berbagai produk pangan, termasuk sebagai penguat rasa yang sehat dan berkualitas.
Proses Pembuatan HPI
Proses pembuatan HPI dimulai dengan pembuatan Hidrolisat basah melalui metode hidrolisis enzimatis. Metode ini dianggap lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Langkah pertama dalam proses ini mencakup persiapan sampel, penggilingan, hidrolisis, inaktivasi enzim, dan diakhiri dengan proses filtrasi untuk mendapatkan filtrat HPI dalam bentuk cair. Filtrat ini kemudian dikeringkan menggunakan spray dryer untuk menghasilkan HPI dalam bentuk bubuk yang siap digunakan sebagai bahan dasar produk penguat rasa. Namun, baik dalam bentuk basah maupun kering, HPI belum memiliki rasa yang cocok untuk dijadikan penguat rasa. Oleh karena itu, diperlukan formulasi lebih lanjut dengan menambahkan bahan-bahan seperti filler, bubuk bawang putih, gula, dan garam dalam perbandingan tertentu agar sesuai untuk diaplikasikan dalam produk pangan.
Mengapa Disebut Susu Ikan?
HPI disebut “susu ikan” di masyarakat karena bentuk akhirnya yang menyerupai susu setelah melalui proses pengolahan. Meskipun berasal dari ikan, HPI dihasilkan melalui proses hidrolisis yang menghasilkan tekstur cair atau bubuk yang mirip dengan susu. Kandungan proteinnya yang tinggi dan teksturnya yang lebih halus membuat HPI dianggap sebagai alternatif atau pengganti susu hewani, terutama susu sapi. Hal ini juga dikaitkan dengan upaya meningkatkan pemanfaatan protein ikan yang melimpah di Indonesia untuk kebutuhan pangan masyarakat.
Secara keseluruhan, penggunaan istilah “susu ikan” dapat menimbulkan kesalahpahaman, namun sebenarnya merujuk pada produk olahan ikan dengan karakteristik serupa susu yang kaya nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Edukasi lebih lanjut sangat diperlukan agar masyarakat memahami apa itu HPI dan manfaatnya sebagai alternatif sumber protein hewani yang inovatif dan berkelanjutan.
Untuk informasi lebih lanjut dan berita menarik lainnya, simak postingan berikutnya! KESEHATAN