KMHDI : Harus Pikirkan Masa Depan Peserta UDG Nasional Tahun 2024
KMHDI
Utsawa Dharma Gita (UDG) Nasional adalah acara tiga tahunan yang digawangi oleh Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI. Tahun ini, acara tersebut terjadwal akan dilaksanakan di Surakarta, Jawa Tengah pada 8 s.d 12 Juli 2024 mendatang.
Melihat acara tiga tahunan tersebut, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) berharap agar UDG Nasional tersebut tidak hanya sekadar seremonial belaka.
Pasalnya kegiatan yang menelan anggaran lebih dari Rp. 12 Milyar, berdasar PAGU anggaran Januari 2024, hingga hari ini belum memperlihatkan dampak signifikan bagi kesejahteraan umat Hindu, khususnya bagi para peserta.
Seperti diketahui UDG Nasional merupakan festival nyanyian suci Hindu yang bertujuan untuk meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap Weda. Kegiatan ini melibatkan anak muda Hindu di seluruh Indonesia dan tahun ini, acara tersebut akan melibatkan lebih dari 1.600 peserta.
Namun sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1978 hingga hari ini, penyelenggaraan UDG Nasional belum memberikan dampak signifikan bagi umat Hindu, terkhusus para pemenang lomba.
Ketua Umum PP KMHDI, I Wayan Darmawan mengatakan dengan berlabel kompetisi nasional, seharusnya sertifikat pemenang lomba UDG Nasional dapat memperoleh akses yang lebih luas dan mudah ke dunia pendidikan maupun institusi negara.
“Seharusnya sertifikat peserta maupun juara UDG Nasional dapat digunakan oleh peserta untuk mendapat beasiswa di perguruan tinggi ternama baik dalam negeri dan luar negeri,” terang Darmawan.
Ia kembali menambahkan bahwa pemilik sertifikat pemenang lomba di kegiatan UDG Nasional juga diberikan kemudahan untuk mengakses atau diterima di institusi TNI/Polri serta institusi negara lainya, termasuk menjadi bagian dari keluarga besar Kementrian Agama RI.
“Apabila hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI, maka UDG Nasional akan sangat bermanfaat dan memiliki daya tarik yang lebih besar bagi generasi muda Hindu. Jadi kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang untuk berlomba, namun di balik lomba tersapat manfaat berarti untuk masa depan yang diterima generasi muda Hindu,” terangnya.
Untuk itu, Darmawan meminta Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI selaku penanggung jawab lomba, harus meningkatkan kebermanfaatan UDG Nasional agar tidak hanya sekadar lomba seremonial belaka. Kegiatan ini harus menjadi hal yang lebih substansial dan bermanfaat jangka panjang bagi umat.
“Alokasi dana umat Hindu yang besar untuk UDG Nasional akan percuma apabila kegiatan seperti ini hanya mempertemukan peserta dan menentukan juara, tanpa ada upaya untuk menghadirkan kebermanfaatan jangka panjang,” ungkap Darmawan.
Menurut Darmawan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh Dirjen Bimas Hindu untuk meningkatkan kebermanfaatan UDG Nasional adalah dengan membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementrian Pendidikan, Kementrian Reformasi Birokrasi, dan TNI/Polri.
“Isi MoU itu sederhananya adalah pemenang lomba UDG Nasional akan mendapatkan kemudahan untuk mengakses institusi-institusi tersebut. MoU ini tentu akan lebih bermanfaat bagi umat Hindu” terangnya.
Terakhir, Darmawan berharap UDG Nasional XV yang menyedot anggaran lebih dari Rp. 12 Milyar tersebut dapat menjadi pemantik agar Ditjen Bimas Hindu segera membuat MoU. Apabila hal tersebut terealisasi, maka ini akan menjadi kabar baik bagi seluruh umat Hindu di Indonesia.