HUT 31 KMHDI, Prof Ni’am Ingatkan Peran Mahasiswa sebagai Agent Perubahan

Deputi 1 Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Prof Asrorun Ni’am Soleh mengatakan gerakan mahasiswa identik dengan kritisisme dan agent of control.

Hal tersebut dikatakan ketika membawa sambutan dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) KMHDI ke-31, bertempat di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Jakarta, Selasa (03/09/2024).

“Salah satu peran mahasiswa dan pemuda adalah agent perubahan. Tanpa kritisisme tanpa inovasi dari gerakan mahasiswa maka matilah negara sebelum kematiannya,” terangnya.

Ni’am mengatakan dalam sejarah Indonesia tidak ada perubahan strategis menuju kondisi lebih baik tanpa partisipasi anak muda. Seperti contoh peristiwa Rengasdengklok yang kemudian melahirkan kemerdekaan Indonesia.

“Peristiwa tersebut diinisiasi oleh anak-anak muda. Anak-anak muda melihat ada momentum dari ketegangan geopolitik global. Maka ada proses akselerasi yang dilakukan anak muda untuk memerdekakan Indonesia,” terangnya.

Paska kemerdekaan kata Ni’am peran anak muda sebagai agen perubahan tidak berhenti. Peristiwa-peristiwa strategis bangsa seperti Peristiwa 1966 dan Peristiwa 1998 dipelipori oleh gerakan mahasiswa.

“Anak-anak muda kembali turun untuk meluruskan tujuan bernegara kita, untuk mengkoreksi kekuasan agar menjadi lebih baik lagi,” terangnya.

Untuk itu di hari ulang tahun KMHDI, Ia pun meminta KMHDI dapat meneruskan tugas sebagai kelompok kritis, inovatif serta agent perubahan bagi bangsa.

Sementara itu Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi barometer dunia. KMHDI meyakini capaian tersebut bisa Indonesia raih, namun dengan syarat kolaborasi.

Darmawan mengatakan literatur-literatur kuno telah menunjukan bahwa Indonesia pernah menjadi pusat dunia. Letak yang strategis membuat banyak kapal lalu-lalang di perairan Indonesia.

“Sehingga terjadi pertukaran nilai, pengetahuan, gagasan, dan budaya di Indonesia. Indonesia merupakan titik temu pertukaran tersebut,” terangnya.

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan memori Indonesia sebagai barometer dunia tersebut diyakini kembali bisa diwujudkan. Darmawan mengatakan apa yang menjadi visi Presiden Joko Widodo tentang Indonesia poros maritim dunia adalah langkah awal mencapai hal tersebut.

“Indonesia sebagai poros maritim dunia artinya menjadikan bentangan laut yang luas yang dimiliki sebagai kekuatan menuju kemajuan,” terangnya.

Untuk itu ia berharap visi Indonesia sebagai poros maritim dunia bisa dilanjutkan oleh pemerintahan terpilih Prabowo-Gibran.

“Kami percaya bapak Prabowo-Gibran memiliki visi yang bisa membawa Indonesia kembali ke panggung global dan menjadi barometer dunia,” terangnya.

Baca berita lainnya di Pohalaa.com