24 Aktivis Masyarakat Peduli Korupsi Gorontalo Tuntut Keterbukaan Kasus BST di Popayato Timur

Gorontalo, 27 September 2024 – Hari ini, sekelompok aktivis dari Aliansi Masyarakat Peduli Korupsi (AMPK) Gorontalo melaksanakan aksi unjuk rasa di depan Markas Polda Gorontalo. Aksi ini diikuti oleh 24 orang, yang mengusung tuntutan untuk penanganan transparan atas dugaan kasus korupsi Bantuan Sosial Tunai (BST) yang melibatkan sejumlah oknum kepala desa di wilayah Popayato Timur.

Bantuan Sosial Tunai (BST) adalah program pemerintah yang dirancang untuk membantu masyarakat, terutama dalam kondisi ekonomi yang sulit. Namun, laporan-laporan yang beredar menunjukkan bahwa sejumlah oknum kepala desa di Popayato Timur telah menyalahgunakan amanah ini.

Dugaan kasus korupsi BST ini telah menjadi sorotan masyarakat setempat, terutama setelah munculnya laporan bahwa bantuan yang seharusnya disalurkan kepada warga kurang mampu tersebut diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu. Dalam orasinya, Amar Mayah, koordinator lapangan aksi, menyatakan bahwa keresahan masyarakat terkait pengelolaan bantuan sosial ini harus segera ditangani.

“Kasus ini bukan hanya melibatkan satu atau dua oknum, kami menduga ada keterlibatan banyak kepala desa di Popayato Timur. Kami ingin Polda dan kejaksaan terbuka dalam mengungkap fakta-fakta yang ada,” ungkap Amar dengan semangat, mengajak masyarakat untuk bersuara dalam menuntut keadilan.

Aksi unjuk rasa ini tidak hanya sekedar menyampaikan protes, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya transparansi dalam pengelolaan dana bantuan sosial. Para demonstran membawa spanduk berisi tuntutan, seperti “Kita Butuh Keterbukaan!” dan “Hentikan Korupsi, Selamatkan Rakyat!” Menurut mereka, tindakan korupsi dalam pengelolaan BST dapat mengakibatkan dampak serius terhadap kesejahteraan masyarakat.

Salah satu peserta aksi, Rina, yang merupakan warga Popayato Timur, mengungkapkan kekecewaannya. “Bantuan sosial seharusnya membantu kami yang sedang kesulitan. Tapi jika ini terus terjadi, siapa yang akan peduli pada nasib kami?” tanyanya.

Dalam pernyataan resmi mereka, AMPK menuntut beberapa hal. Pertama, mereka meminta agar pihak penyidik memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai proses penyelidikan. Kedua, mereka meminta agar semua oknum yang terlibat dalam dugaan korupsi ini dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Dan yang terakhir, mereka mendesak agar pemerintah daerah meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan dana bantuan sosial di masa mendatang.

Aksi ini mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar dan beberapa media. Mereka berbondong-bondong menyaksikan pernyataan tegas dari para aktivis. Tidak hanya itu, beberapa warga juga terlihat bergabung dengan para demonstran, menambah jumlah massa yang menunjukkan solidaritas terhadap gerakan tersebut.

Di sisi lain, perwakilan dari Polda Gorontalo, saat menerima para demonstran, menyatakan bahwa mereka akan menindaklanjuti laporan tersebut dengan serius. “Kami memahami kekhawatiran masyarakat. Polda akan terus berkomitmen untuk mengusut tuntas dugaan korupsi ini. Kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi proses ini agar tidak ada yang terlewatkan,” ungkapnya.

AMK berharap, aksi ini tidak hanya berakhir di sini. Mereka berencana untuk terus mengawasi perkembangan kasus ini hingga ada kejelasan dan keadilan bagi masyarakat yang menjadi korban. Selain itu, mereka juga berencana untuk melakukan edukasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai hak-hak mereka dalam pengawasan dana bantuan sosial.

“Ini adalah langkah awal. Kami akan terus bergerak, dan kami mengajak masyarakat untuk tidak takut bersuara. Kita semua punya hak untuk menuntut keadilan,” tegas Amar di akhir aksi, menekankan pentingnya partisipasi publik dalam memerangi korupsi.

Dengan aksi hari ini, AMPK berharap dapat menarik perhatian lebih banyak pihak untuk bergabung dalam gerakan melawan korupsi dan menuntut transparansi dalam pengelolaan bantuan sosial. Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana partisipasi masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum dan mendorong akuntabilitas di level pemerintahan.

Aksi berlangsung damai, dengan para mahasiswa menyampaikan orasi dan membentangkan spanduk yang berisi tuntutan mereka. Amar menutup aksi dengan pernyataan tegas, “Kami tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan. Kami akan terus mengawal proses hukum ini.”

Kehadiran 24 aktivis ini menjadi simbol semangat juang masyarakat Gorontalo untuk melawan ketidakadilan dan korupsi yang telah merugikan mereka. Dengan harapan, suara mereka akan didengar, dan tindakan tegas terhadap para pelaku korupsi segera diambil demi kesejahteraan bersama.

Kujungi informasi lainya di Hukum